Begini Tanggapan BRI Terkait Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bunga 7%
Senin, November 06, 2017
KTA Bank - Bank Rakyat Indonesia (BRI) menyambut baik rencana pemerintah dalam menurunkan suku bunga Kredit Usaha Rakyat 2018 menjadi 7% per tahun. Sebagaimana yang telah kita ketahui Komite Kebijakan Pembiayaan bagi UMKM menetapkan suku bunga KUR jadi 7% efektif per tahun. Rencananya bunga 7% ini akan diberlakukan mulai 2018.
Mengingat selama ini BRI menjadi bank penyalur KUR terbesar baik untuk jenis Mikro maupun Ritel. Tentu saja keputusan Komite Kebijakan dalam menurunkan bunga serta perubahan skema penyaluran KUR sangat berdampak terhadap penyaluran KUR BRI.
Sebagaimana yang dilansir halaman kontan, Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia Suprajanto mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik terhadap keputusan pemerintah menurunkan bunga KUR. Menurutnya selama ini masalah utama dalam penyaluran kredit mikro kecil diantaranya berkaitan dengan kecepatan pelayanan bank penyalur, kemudahan akses bagi calon peminjam, dan skema kredit terhadap kesesuaian jenis usaha yang menjadi objek pembiayaan.
Perubahan skema penyaluran KUR dan penurunan suku bunga diharapkan mampu meningkatkan penyaluran pembiayaan modal usaha dan investasi dari pemerintah dengan bunga rendah tersebut.
Sebagai bank penyalur KUR 2018, BRI berupaya untuk senantiasa meningkatkan jaringan kerja dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni. Upaya ini dilakukan guna mempermudah akses bagi masyarakat sekaligus menciptakan layanan yang cepat.(Baca: Tabel KUR BRI)
Selain itu, bank dengan kode BBRI tersebut juga akan mengupayakan efisiensi biaya sekaligus memonitor penerima kredit dan penyediaan dana murah guna penyaluran KUR 2018. Marketing atau tenaga pemasaran juga menjadi salah satu poin penting yang disiapkan oleh BRI dalam mendukung pelaksanaan program Kredit Usaha Rakyat tahun depan.
Sebagai informasi 2018, pemerintah akan menurunkan suku bunga KUR dari 9% jadi 7% per tahun dengan target pencapaian sebesar Rp 120 triliun. Target tersebut lebih besar dibandingkan target penyaluran tahun 2017 yakni Rp 110 triliun.
Dari target penyaluran tersebut pemerintah juga mematok penyaluran kredit bagi sektor produktif hingga 50% atau naik 10% dari tahun sebelumnya yang hanya dipatok 40% dari total dana. Bila sesuai rencana, target penyaluran dana KUR bagi sektor produktif mencapai Rp 60 triliun.
Mengingat selama ini BRI menjadi bank penyalur KUR terbesar baik untuk jenis Mikro maupun Ritel. Tentu saja keputusan Komite Kebijakan dalam menurunkan bunga serta perubahan skema penyaluran KUR sangat berdampak terhadap penyaluran KUR BRI.

Sebagaimana yang dilansir halaman kontan, Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia Suprajanto mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik terhadap keputusan pemerintah menurunkan bunga KUR. Menurutnya selama ini masalah utama dalam penyaluran kredit mikro kecil diantaranya berkaitan dengan kecepatan pelayanan bank penyalur, kemudahan akses bagi calon peminjam, dan skema kredit terhadap kesesuaian jenis usaha yang menjadi objek pembiayaan.
Perubahan skema penyaluran KUR dan penurunan suku bunga diharapkan mampu meningkatkan penyaluran pembiayaan modal usaha dan investasi dari pemerintah dengan bunga rendah tersebut.
Sebagai bank penyalur KUR 2018, BRI berupaya untuk senantiasa meningkatkan jaringan kerja dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni. Upaya ini dilakukan guna mempermudah akses bagi masyarakat sekaligus menciptakan layanan yang cepat.(Baca: Tabel KUR BRI)
Selain itu, bank dengan kode BBRI tersebut juga akan mengupayakan efisiensi biaya sekaligus memonitor penerima kredit dan penyediaan dana murah guna penyaluran KUR 2018. Marketing atau tenaga pemasaran juga menjadi salah satu poin penting yang disiapkan oleh BRI dalam mendukung pelaksanaan program Kredit Usaha Rakyat tahun depan.
Sebagai informasi 2018, pemerintah akan menurunkan suku bunga KUR dari 9% jadi 7% per tahun dengan target pencapaian sebesar Rp 120 triliun. Target tersebut lebih besar dibandingkan target penyaluran tahun 2017 yakni Rp 110 triliun.
Dari target penyaluran tersebut pemerintah juga mematok penyaluran kredit bagi sektor produktif hingga 50% atau naik 10% dari tahun sebelumnya yang hanya dipatok 40% dari total dana. Bila sesuai rencana, target penyaluran dana KUR bagi sektor produktif mencapai Rp 60 triliun.